PROOFREADING SEBELUM MENERBITKAN TULISAN. 


Resume singkat pertemuan ketigabelas

Belajar Menulis Gelombang 23 - 24.

Waktu Pelaksanaan  : 14 Februari 2022

Pk. 19.00 - 21.00 wib

Media Pelajaanaan   : Via WA grup. 

Narasumber: Susanto, S.Pd

Moderator   : Muliadi





     Malam ini adalah pertemuan ke 13 Kelas Belajar Menulis gelombang 23-24 yang diadakan PGRI. Malam hari ini ada Duo Bapak yang akan mengisi pundi-pundi Ilmu para peserta yaitu Bapak Susanto, S.Pd sebagai Narasumber kita dan Bapak Muliadi sebagai Moderator yang memandu perjalanan pembelajaran pada malam hari ini. 

     Kenalan dulu dengan Narasumber kita, Bapak Susanto, S.Pd. atau dengan nama bekennya Pak DSus atau Pak D,  menyelesaikan Pendidikan S-1 PBSI (2006) di STKIP Lubuklinggau, dan pada tahun 2017 beliau kembali menyelesaikan pendidikan S-1 PGSD du Universitas TerbukaTerbuka, UPBJJ Palembang. Beliau juga adalah peserta kelas Belajar Menulis gelombang 15 yang diprakarsai oleh Om Jay ini. Kepiawaiannya dalam bidang Menulis, Kreator Konten dan Editor  selain telah menghasilkan 2 buku Solo juga menjadi Editor beberapa buku. 




     Pada malam hari ini Pak DSus akan membagi pengalamannya atau membuka wawasan kita dengan Materi Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan. 

     Bapak Muliadi meng buka kelas dengan membaca Basmallah. Lalu memberikan sebuah ungkapan dari Albert Einstein yang berbunyi Jika kamu tidak dapat menjelaskan sesuatu dengan sederhana, kamu tidak cukup memahaminya  ungkapan yang menjelaskan bahwa pentingnya menyusun atau menata sebuah kalimat sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Lalu masuklah kita pada materi malam ini dengan Pak DSus sebagai Narasumber;

     Apa Itu Proofreading? 

     Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Proofreading atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut dan itu dilakukan oleh seorang PROFREADER. proofreader adalah posisi penting yang memiliki tugas utama untuk mengoreksi naskah tertulis. 

     Apakah proses Proofreading sama dengan Editing? Editing lebih fokus pada aspek kebahasaan, sedangkan proofreading selain aspek kebahasaan, juga harus memperhatikan isi atau substansi dari sebuah tulisan. Jadi, proofreading tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal atau belum.

     Perbedaannya dengan Translating? 

Translating menerjemahkan. Mengalih bahasakan dari bahasa sumber ke bahasa target, sementara Proofreading lebih dari Itu. proofreading  memeriksa hasil akhir tulisan/terjemahan yang sudah diperbaiki/direvisi penulis/penerjemah. Proofreader (meskipun dilakukan oleh penulis) bersifat netral. Seorang proofreader akan menilai karya penulis secara objektif.

     Untuk melakukan Proofreading tulisan kita sendiri, sebaiknya diendapkan dulu atau berhenti dulu beberapa jam.  Dan ketika sudah siap, kita sebagai Proofreader memposisikan diri sebagai pembaca. Lalu melakukan langkah-langkah sebagai berikut;

1.  Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.

2.  Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

3.  Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.

4.  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit, Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI, Konsistensi nama dan ketentuannya, dan juga perhatikan judul bab dan penomorannya. 


     Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa sangatlah penting membaca kembali tulisan yang tujuannya adalah untuk mengoreksi semua kata sehingga ejaannya benar. Kemudian  memeriksa tata bahasa apakah sudah tepat atau masih ada kesalahan. Kesahan yang dimaksud disini adalah  termasuk  penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata. Kita sebagai penulis juga bisa sekaligus menjadi Proofreader untuk tulisan kita sendiri, yang penting adalah memposisikan kita sebagai Calon Pembaca, harus jujur dan bersifat Objektif bila mau hasil tulisan kita lebih baik. Tetapi jangan melakukan Proofreading pada saat sedang dalam proses menulis. Proofreading harus dilakukan pada saat tulisan sudah benar-benar siap atau selesai. 

     Menjadi Penulis sekaligus menjadi Proofreader bisa dipelajari, yang penting  ada NIAT dalam hati untuk terus menjadi lebih baik. Belajar tidak kenal batasan umur dan waktu. Jadi teruslah belajar, dan jangan pernah takut mencoba sesuatu yang baru. Hingga suatu saat namamu akan terkenal karena TULISANMU, dan menjadi seperti BINTANG DILANGIT yang memberi terang bagi siapapun yang membutuhkan. Aamiin yaa rabbal aalamiin


Jangan pernah Menyerah dan Salam Literasi!!!

Komentar

  1. Jangan menyerah bu. Tetap semangat dengan resume2 termantul nya... Keren buu..

    BalasHapus
  2. Salut deny semangat ibu,, yoo kencangkan lagi semangatnya

    BalasHapus
  3. Ada tambahan ilmu dari sini. Translating. Terima kasih, Bu.

    BalasHapus
  4. Waah selain penyimak yang baik , berwawasan luas juga nih penulis . Memasukan ilmu baru yg masih relevan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenernya bukan ilmu baru😊
      Hatur nuhun bun Ovi🙏

      Hapus
  5. Maasya Allah, diberi batasan per poin, keren bun..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih belajar bun😊
      Trima kasih sudah mampir🙏

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

IDE MENULIS BAGI GURU

Menjadi Penulis Buku Mayor