WASPADAI PENGGUNAAN GAWAI SEBAGAI PISAU BERMATA DUA
Rini
Sugi
Diera glabalisasi, ditengah
pertumbuhan teknologi yang semakin merangsak naik, tidak dipungkiri penggunaan
gadget sebagai perangkat elektronik kecil dengan fungsi khusus,
Contoh gadget: Smartwartch,
Smartglass, speaker portable, power bank, kamera. dan Gawai sebagai perangkat
elektronik yang memiliki fungsi yang lebik kompleks,
Contoh gawai: Smartphone, laptop,
tablet, komputer, cansolgame telah
semakin menjamur disemua kalangan baik tua maupun muda. Masyarakat kita semakin
hari semakin bergantung kepada kecanggihan teknologi. Tidak terkecuali
dikalangan pelajar atau anak usia sekolah semua secara tidak sadar sudah
menggantungkan semua informasi kepada gawai yang ada disekitar mereka, bahkan
cenderung meletakan kebahagiaan kepada perangkat elektronik yang disebut gawai.
Dikalangan remaja Handphone
bahkan laptop menjadi barang elektronik yang tidak bisa dipisahkan dari
kegiatan keseharian mereka. Karena mereka dengan mudah bisa berkomunikasi
dengan semua orang yang mereka mau tanpa melihat jarak, mendapatkan informasi
yang diinginkan.
Mendapatkan informasi dengan
cepat merupakan hal yang sangat dibutuhkan saat ini, tetapi dibalik itu semua
ada sisi gelap yang mengancam pertumbuhan pola pikir masyarakat bahkan generasi
muda. Semua menginginkan informasi
secara instan tanpa mau melibatkan proses didalamnya.
Perkembangan teknologi menjadi
seperti pisau bermata dua, dimana bila digunakan secara tepat dan bijak akan
menjadi alat pembuka wawasan yang sangat positif, menjadi sarana menambah ilmu
pengetahuan yang tidak ketinggalan jaman. Akan tetapi bila tidak waspada
perkembangan teknologi menjadi awal keterpurukan pola pikir generasi penerus
dimana generasi muda sekarang terbuai oleh kemudahan informasi yang
didapat. Mereka bukan sebagai pengendali
tetapi justru mereka yang dikendalikan oleh teknologi dalamhal ini gawai yang
menjadi teman kesehariannya. Contoh
nyata didepan mata adalah bagamana generasi muda atau pelajar sudah jarang
sekali menyukai membaca kalaupun ada sedikit sekali jumlahnya. Mereka lebih menyukai mendapatkan jawaban
dari gawai ditangan karena tidak perlu cape-cape membaca dan menganalisa buku
bacaan yang sebenarnya lebih membawa kepada perkembangan berfikir.
Dikalangan pelajar jaman sekarang
banyak ditemukan hal-hal yang mengejutkan misalnya diusia SD kelas atas (kelas
4,5 dan 6), Usia SMP dan SMA masih ditemukan anak tidak lancar membaca, tidak
bisa perhitungan dasar. Membaca tetapi
tidak paham isi atau makna bacaan yang dibacanya karena apa yang mereka
inginkan, jawaban persoalan apapun mudah sekali mereka dapatkan dengan hanya
mengklik aplikasi yang tersedia dalam gawai yang mereka pegang. Ini menandakan
bahwa pendidikan tidak baik-baik saja, selain itu adab dan empati terhadap guru
sudah mulai berkurang karena mereka bisa mendapatkan apapun tanpa harus
mendengarkan guru mengajar didalam kelas.
Apakah perkembangan teknologi
berarti satu kemunduran? Tidak!
Perkembangan teknologi adalah
kemajuan diera modern sekarang ini. Tetapi kita sebagai manusia maju harus bisa
bijak dalam menggunakannya agar tidak terjerumus dalam kemalasan yang sangat
parah. Ilmu pengetahuan bisa didapat dari Youtube atau medsos, tetapi adab yang
baik, etika tetap harus menjadi pegangan utama dan itu dipelajari dalam
kehidupan real dunia nyata melalui sekolah agar ilmu yang didapat tetap
seimbang.
Menjadi tugas orang tua dan guru
untuk memberikan pemahaman dan pengaturan bagi generasi muda atau anak-anaknya
dalam menggunakan gawai. Tidak mudah
memang melawan pengaruh media sosial bagi anak-anak kita, tetapi itu harus
tetap dilakukan untuk menyelamatkan generasi penerus.
Jangan jadikan perkembangan
teknologi sebagai alasan untuk pembiaran anak bangsa ini menjadi generasi yang
malas dan terbiasa mendapatkan segala sesuatu secara instan.
Bogor, 5 April 2025
Komentar
Posting Komentar